Kemurnian Benih
Oleh :
Ananda Ayu Harini
A42220345
Golongan A
Benih merupakan biji
tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usaha tani dan mempunyai
fungsi agronomis. Benih yang bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai
benih yang bekualitas tinggi. Benih yang baik dan bermutu akan sangat menunjang
dalam peningkatan produknya baik dari segi kuantitas maupun kualitas (Rineka,
1986).
a. Uji Kadar Air Benih
Kadar air benih
adalah salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan,
maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar
terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air
tinggi berisiko cepat mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Kadar air benih
merupakan salah satu komponen yang dinilai oleh BPSB dalam sertifikasi benih
sehingga uji ini merupakan satu pengujian rutin para analisis benih di laboratorium
benih. (Amira
2010).
Penetapan Kadar Air
adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya
kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (%) terhadap berat asal
contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui
kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat
selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut. Makin tinggi
kandungan air benih makin tidak tahan benih tersebut untuk disimpan lama. (Sutopo, 1984).
Metode Pengukuran Kadar Air Benih
Metode yang digunakan untuk menguji kadar air ini juga
harus diperhatikan. Ada dua metode dalam pengujian kadar air benih,
yaitu Konvensional (Menggunakan Oven) dan Automatic (Menggunakan Balance
Moisture Tester, Ohaus MB 45, Higromer). Dalam penentuan uji kadar air
digunakan 2 metode oven, yaitu metode temperatur rendah 103±2°C dan metode
temperatur tinggi 130 - 133°C. Kedua metode tersebut dapat digunakan dalam
penentuan kadar air
Langkah Langkah Pengamatan Kadar Air Benih
Alat dan bahan :
Alat
1) timbangan
analitik
2) cawan
porselin
3) oven
4) grinder
5) alat
desikator
Bahan
1) benih
kedelai
2) benih padi
Metode :
1. Persiapan
Benih padi di grinder sampai halus, kedelai di grinder agak Kasar ± 3 mm
2. Siapkan
Cawsan porselin 2 buah masing- masing
Komoditi/perlativan
3. Timbang
Cawan Porselin + tutup = Catat seluruh angka yg muncul. M1
4. masukkan benih yg telah di proses (cacah,
Grinder) ± 4,5-5 gr catat angka M2
5. Tata Cawan Porselin + tutup + benih pada trey
besi
6. Masukkan
kedalam oven suhu 130°C (tutup Cawan dibuka diletakkan di Samping). Oven Selama
1 Jam (Rihitung mulai Start Setelah Suhu konstan 130°C).
7. Keluarkan
benih dari Oven
8. Masuttan Cavan + tutup + benih yg telah dioven
ke dalamm desikator kurang lebih 15 menit
9. Timbang
Cavan + tutup + benih setelah oven catat angta M3.
Hasil Kadar Air Uji Dasar
Suhu
|
Komoditi
|
No cawan
|
Ulangan
|
|
Kadar air
|
Rata-rata
|
Toleransi
Antar Ulangan
|
130 ͦ
|
Padi
|
27
|
1
|
|
9,417%
|
9,7 %
|
0,518%
|
|
127
|
2
|
|
9,935%
|
|
|
Kedelai
|
104
|
1
|
|
8,559 %
|
8,74%
|
0,362%
|
|
128
|
2
|
|
8,921%
|
|
|
Note: Nilai Maksimal Toleransi 0,2%
Hasil Kadar Air Uji Cepat
Komoditi
|
Ulangan
|
Kadar
Air
|
Nilai
Bias
|
Padi
|
1
|
9,5%
|
0
|
|
2
|
9,6%
|
0
|
|
3
|
9,7%
|
0
|
Kedelai
|
1
|
13,1%
|
4,2
|
|
2
|
13,1%
|
4,2
|
|
3
|
13,1%
|
4,2
|
Pada praktikum ini para praktikan melakukan pengujian
kadar air pada padi dan kedelai dengan menggunakan dua metode pengujian kadar
air yaitu uji dasar dan uji cepat. Dari praktikum yang dilakukan terdapat
selisih nilai yang tidak terlalu signifikan pada kedua pengujian. Selisih yang didapat dari kedua uji terjadi karena adanya
perbedaan keakuratan saat perhitungan. Pada uji dasar menggunakan oven dan
perhitungan manual sedangkan pada uji cepat menggunakan alat moisturmeter
sehingga pada uji dasar menghasilkan ke akuratan yang lebih tinggi di
bandingkan dengan uji cepat.
Proses yang
dilakukan untuk uji dasar lebih rumit daripada menggunakan ujia cepat karena
pada uji dasar melalui proses yang panjang dan tingkat ketelitian yang
tinggi. Pada data diatas didpatkan hasil
yang melebihi toleransi antar ulangan yang maksimal bernilai 0,2% tetapi pada
hasil didapatkan selisih toleransi sebesar 0,518% untuk padi dan 0,362% untuk
kedelai. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ketidaktelitian pada saat melakukan
proses penimbangan sehingga mendapatkan
nilai yang melebihi toleransi.
Pengujian Kadar air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
uji cepat dan uji dasar. Pada pengujian cepat
dapat dilakukan dengan alat dan langsung mengetahui hasilnya. Sedangkan pada
pengujian dasar dilakukan dengan cara yang lebih rumit tetapi mendapatkan hasil
yang lebih akurat. Pada pengujian
ini didapatkan hasil berupa ketidakakuratan karena nilai toleransi antar
ulangan melebihi 0,2%.
b. Uji Kemurniaan Benih
Kemurnian
benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non benih/ serasah,
atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian benih
dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian
yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain,
dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen
benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi
benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.
Uji
kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih
murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu
presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang
ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran.
Langkah Langkah Pengamatan Kemurnian Benih
Alat dan Bahan :
Alat
1. Timbangan
Analitik
2. Wadah
3. Tempat
sortir
Bahan
1. Benih
kedelai
2. Benih padi
Metode
- siapkan benih (padi,kedelai)
- timbang
benih kedelai seberat 500gr (toleransi lebih 10% / 550 gr) catat angka yang
muncul
- timbang
benih padi seberat 70gr (toleransi lebih 10% / 77gr) catat angka yang muncul
Pisahkan
Komponen benih
- Benih
Murni (BM)
1. Benih
utuh
2. Benih
Pecah ukuran » 1/2 (harus ada embrio)
3. Benih
keriput
4. Benih
kecil
5. Benih
berpenyakit yg masih bisa dikenal
6. Benih berkecambah
7. Benih
Cariopes (beras) Khusus padi
- Kotoran
Benih (KB)
1. Seresah
tanaman
2. Potongan / pecahan benih ukuran </½ Ukuran
benih
3. Kerikil, delbu, plastic
4. Hama
- BTL
(Benih Tanaman Lain)
Komoditi
|
Berat Contoh Kerja
|
Berat Komponen (gr)
|
Total Berat Komponen
|
Presentase Komponen
|
Total % Komponen
|
Keterangan
|
BM
|
BTL
|
KB
|
BM
|
BTL
|
KB
|
Padi
|
73,7790gr
|
73,1605 gr
|
0,1548 gr
|
0,3772 gr
|
73,6925 gr
|
99,28%
|
0,21%
|
0,51%
|
100%
|
BM : Oryza Sativa
BTL : Vigna Radiata
KB : Kerikil,Sekam,Benih tidak
utuh
|
Kedelai
|
534,97gr
|
533,80 gr
|
0,84 gr
|
0,13 gr
|
534,77 gr
|
99,82%
|
0,16%
|
0,02%
|
100%
|
BM : Glycine Max
BTL : Vigna Radiata
KB : Kerikil, Seresah Tanaman
|
Pada praktikum Teknologi Benih tentang “Uji Kemurnian
Benih” ini bertujuan agar Mahasiswa mampu melaksanakan pengujian kemurnian
benih dan Mahasiswa mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pengujian
kemurnian benih. Praktikum kali ini
praktikan membawa alat yaitu neraca analitik, alat tulis dan kertas alumunium
foil. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu satu bungkus campuran benih
(berisi benih padi, kacang hijau, dan kotoran benih). Dari semua bahan yang dibawa
tersebut akan di amati nilai kemurnian benih tersebut. Benih seperti yang
dikemukakan oleh Kartasapoetra (1986),Benih adalah biji tanaman yang digunakan
untuk tujuan penanaman. Sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang
lingkup agronomi. Dan kemurnian benih seperti yang dikemukakan oleh Heddy
(2000), Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi
non benih/ serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya
kemurnian benih dinyatakan dalam persentase (%).
Jadi pada praktikum kali ini kita
akan mencari perentase kemurnian benih dipisahkan menjadi 3 komponen, yaitu (a)
benih murni, (b) benih varietas lain, (c) kotoran benih. yang semua komponen itu akan kita cari
persentasenya agar kita dapat mengetahui kemurnian benih tersebut. Berdasarkan
hasil perhitungan kemurnian benih didapatkan persen benih padi sebesar
99,28%. Angka ini menunjukan bahwa benih
tersebut memiliki kemurnian yang cukup baik. Namun masih terlalu banyak
komponen lain yang tidak diinginkan, seperti benih tanaman lain sebesar 0,21%,
dan kotoran benih sebesar 0,51%. Pada keadaan sebenarnya hal ini harus
dihindari karena mengurangi kualitas benih dan kemurnian benih. Biasanya
komponen benih murni yang diharapkan minimal 100 %. Berdasarkan hasil
perhitungan kemurnian benih didapatkan persen benih kedelai sebesar
99,82%. Angka ini menunjukan bahwa benih
tersebut memiliki kemurnian yang bagus. Namun masih terlalu banyak komponen
lain yang tidak diinginkan, seperti benih tanaman lain sebesar 0,16 %, dan
kotoran benih sebesar 0,02 %. Pada keadaan sebenarnya hal ini harus dihindari
karena mengurangi kualitas benih dan kemurnian benih. Biasanya komponen benih
murni yang diharapkan minimal 100 %.
Dari data tersebut dapat kita
ketahui bahwa benih padi dan kedelai memiliki persentase benih murni yang
paling baik yaitu 100 % . Untuk benih dengan persentase benih tanaman lain
dapat diketahui bahwa benih padi memiliki persentase benih tanaman lain sebesar
0,21% dan benihkedelai memiliki persentase benih tanaman lain sebesar 0,16%
jadi benih tanaman kedelai mengandung lebih sedikit benih tanaman lain
dibandingkan benih yang lain . Pada persentase kotoran benih di dapat bahwa
benih tanaman padi memiliki kotoran benih yang paling banyak yaitu 0,51% dan
benih kedelai memiliki kotoran benih paling sedikit yaitu 0,02%. Dari data
diatas dapat diketahui bahwa benih kedelai memiliki kemurnian benih yang paling
baik dan benih tanaman padi memiliki
kemurnian benih yang paling buruk
M
Komentar
Posting Komentar